Senin, 23 Mei 2011

Metodologi Penelitian

     Untuk mengawali pembahasan kita, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu tentang istilah metode, metodologi, dan penelitian. Sebagian besar peneliti, kadang kurang peduli dengan istilah-istilah ini, memang harus diakui bahwa menurut muhadjir dalam bukunya “metode, teori, dan teknik penelitian” sebagian orang gemar mencampur adukkan antara metode penelitian dan metodologi penelitian.
Dua istilah tersebut memiliki perbedaan makna, metodologi adalah ilmu tentang metode penelitian, yang meletakkan dasar-dasar kajian. Metodologi jauh lebih luas daripada metode. Karena didalamnya akan membahas bagaimana metode tertentu harus diterapkan, bagaimana memilih, dan menyatakan kekurangan kelebihan masing-massing metode. Maka, pemahaman atas metodologi penelitian juga penting. Paling tidak akan melandasi langkah kerja penelitian, sehingga kita akan lebih tepat dalam menggunakan suatu metode.Sedangkan metode banyak menunjuk pada tehnik dan cara yang digunakan dalam penelitian seperti survey, observasi, eksperiment. 
Penelitian menurut hemat saya adalah, langkah menjelaskan fenomena dengan menggunakan kelengkapan dan langkah-langkah secara sistematis. Kelengkapan perangkat penelitian dan langkah-langkah perlu dilalui seperti, penyusunan proposal, penentuan masalah, penentuan focus, menyiapkan metode, pengumpulan data, analisis, dan kesimpulan data. Langkah-langkah inipun tidak terlalu ketat, dalam artian ada bagian tertentu yang boleh dihilangkan dan tidak mengurangi makna. 
 Maka dapat disimpulkan metode penelitian dapat kita artikan sebagai sebuah cara ilmiah yang dapat digunakan untuk keperluan penelitian. Cara ilmiah disini berarti cara-cara yang didasarkan pada cirri-ciri keilmuan yang harus rasional, empiris, dan sistematis. Oleh karena itu, dalam memilih metode hendaknya tidak asal pilih.
Metode penelitian memiliki banyak sekali jenisnya, jika dikelompokkan, jenis metode penelitian dapat dibedakan berdasarkan tujuan, pendekatan, tingkat eksplanasi, dan jenis metode penelitian berdasarkan analisis dan jenis datanya.
1.      1.  Metode Penelitian Menurut Tujuan.
Jenis metode penelitian menurut tujuannya terdiri atas dua jenis, yakni metode penelitian murni dan metode penelitian terapan.
  •   Metode penelitian murni
      Metode penelitian murni atau penelitian dasar adalah penelitian yang bermaksud untuk mencari sesuatu karena adanya perhatian dan keingintahuan terhadap hasil suatu aktivitas. Penelitian dasar dikerjakan tanpa memikirkan ujung praktis atau titik terapan. Hasil dari penelitian dasar adalah penelitian umum dan pengertian-pengertian tentang alam serta hokum-hukumnya. Pengetahuan umum ini merupakan alat untuk memecahkan masalah-masalah praktika. Walaupun ia tidak memberikan jawaban yang menyeluruh untuk tiap masalah tersebut. Tugas penelitian terapanlah yang nantinya akan menjawab masalah-masalah tersebut.
Penelitian murni tidaak dibayang-bayangi oleh pertimbangan penggunaan dari penemuan tersebut untuk masyarakat. Perhatian yang diutamakan dalam penelitian ini adalah kesinambungan dan integritas dari ilmu dan filosofi. Penelitian murni bias diarahkan kemana saja, tanpa memikirkan ada tidaknya hubungan dengan kejadian-kejadian yang diperlukan masyarakat. Contoh penelitian dasar adalah, penelitian tentang gen, penelitian nucleus, dan sebagainya.
  • Metode penelitian terapan
Penelitian terapan atau disebut juga applied research / practical research adalah penyelidikan yang bersifat hati-hati, sistematik, dan terus-menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan segera untuk keperluan tertentu. Hasil penelitian bukan sebagai satu penelitian baru, tetapi merupakan aplikasi baru dari penelitian yang sudah ada. Peneliti  yang mengerjakan penelitian dasar atau murni tidak mengharapkan hasil peneliannya digunakan secara praktika. Namun, peneliti terapanlah yang memerinci penemuan peneliti dasar untuk keperluan praktis dalam bidang-bidang tertentu. Tiap ilmuan yang mengerjakan penelitian terapan mempunyai keinginan agar dengan segera hasil penelitiannya dapat digunakan masyarakat, baik untuk keperluan ekonomi, politik, maupun social
Penelitian terapan memilih masalah yang ada hubungannya dengan keinginan masyarakat serta memperbaiki praktik yang sudah ada. Penelitian terapan harus dengan segera mengumumkan hasil penelitiannya dalam waktu yang tepat supaya penelitian tersebut tidak kadaluarsa.
Dalam melakukan penelitian terapan terdapat lima langkah, sebagai berikut
ü  Sesuatu yang sedang diperlukan, dipelajari, diukur, dan diperiksa kelemahannya
ü  Satu dari kelemahan-kelemahan yang diperoleh, dipilih untuk penelitian
ü  Biasanya dilakukan pemecahan dalam laboratorium
ü  Kemudian dilakukan modifikasi sehingga penyelesaian dapat dilakukan untuk diterapkan
ü  Pemecahannya dipertahankan dan menempatkannya dalam satu kesatuan sehingga ia menjadi bagian yang permanen dari satu system.
Contoh dari penelitian terapan misalnya penelitian tentang pengaruh trakorisasi terhadap penyerapan tenaga kerja, pengaruh pemupukan daun terhadap tanaman jagung, dan sebagainya.



1.      Metode penelitian berdasarkan pendekatannya
a.      Penelitian survei
Penelitian survei merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan pada responden.  Dalam penelitian survei, peneliti meneliti karakteristik atau hubungan sebab akibat antar variabel tanpa adanya intervensi peneliti. Terdapat enam langkah dasar dalam melakukan sebuah penelitian survei, yakni:
  1.   Langkah pertama, yaitu dengan membentuk hipotesis awal, menentukan jenis survei yang akan dilakukan akankah melalui surel (surat e-mail), wawancara (interview), atau telepon, membuat pertanyaan-pertanyaan, menentukan kategori dari responden, dan menentukan setting penelitian.
  1. Langkah kedua, yaitu merencanakan cara untuk merekam data dan melakukan pengujian awal terhadap instrumen survei.
  2. Langkah ketiga, yaitu menentukan target populasi responden yang akan di survei, membuat kerangka sampel survei, menentukan besarnya sampel, dan memilih sampel.
  3. Langkah keempat, yaitu menentukan lokasi responden, melakukan wawancara (interview), dan mengumpulkan data.
  4. Langkah kelima, yaitu memasukkan data ke komputer, mengecek ulang data yang telah dimasukkan, dan membuat analisis statistik data.
  5. Langkah keenam, yaitu menjelaskan metode yang digunakan dan menjabarkan hasil penemuan untuk mendapatkan kritik, serta melakukan evaluasi..
Terdapat 3 jenis penelitian survei dengan berbagai kelebihan dan kelemahannya masing-masing diantaranya yaitu:
  1. Melalui surat (mail-questionare) merupakan cara untuk menguji tanggapan responden melalui pengiriman kuesioner via pos. Kelebihan dari mail-questionare adalah hemat biaya, hemat waktu, responden bisa memilih waktu yang tepat baginya untuk mengisi kuesioner, ada jaminan kerahasiaan (anonymity) yang lebih besar, keseragaman kata (tidak dibacakan lagi), tidak ada bias pewawancara, serta banyak responden yang dapat dicapai (dibandigkan dengan pengiriman pewawancara ke banyak tempat). Sedangakan, kekurangannya adalah tidak fleksibel, terdapat kecenderungan rendahnya tanggapan (response rate), hanya perilaku verbal yang tercatat, idak ada kendali atas lingkungan (ribut, diganggu), tidak ada kendali atas urutan pertanyaan, bisa menyebabkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab, tidak bisa merekam jawaban secara spontan, kesulitan untuk membedakan antara tidak menjawab (non-response) dengan salah alamat, tidak ada kendali atas waktu pengembalian, tidak dapat menggunakan format yang kompleks, dan bisa mendapatkan sample yang bias.
  2. Metode wawancara tatap muka (face-to-face interview) merupakan cara untuk menguji tanggapan responden dengan bertemu muka atau berhadapan langsung. Kelebihan dari penelitian face-to-face interview adalah fleksibilitas, tingkat respon (response rate) yang baik, memungkinkan pencatatan perilaku non verbal, kendali atas lingkungan waktu menjawab, kemampuan untuk mengikuti urutan pertanyaan dan pencatatan jawaban seecara spontan, responden tidak bisa curang dan harus menjawab sendiri, terjaminnya kelengkapan jawaban dan pertanyaan yang dijawab, adanya kendali atas waktu menjawab pertanyaan, serta dapat digunakan untuk kuesioner yang kompleks. Sedangkan, kelemhannnya adalah biayanya yang mahal, waktu yang dibutuhkan untuk bertanya dan untuk berkunjung ke lokasi, bias pewawancara, tidak ada kesempatan bagi responden untuk mengecek fakta, mengganggu responden, kurang menjamin kerahasiaan, kurangnya keseragaman pertanyaan, serta kurang bisa diandalkan untuk mencapai banyak responden.
  3. Wawancara telepon (telephone interview) merupakan cara menguji tanggapan respondenvia telepon. Kelebihan dari telephone interview adalah tingkat respon (Respon rate) lebih tinggi dari mail atau self administered. memnungkinkan untuk menjangkau geografis yang luas/ jauh, waktu lebih singkat, dapat mengontrol tahapan pengisian kuesioner, dapat melakukan pertanyaan lanjutan probing, dan memungkinkan untuk format pertanyaan yang lebih kompleks. Sedangkan, kekurangannya adalah biaya tinggi, panjang wawancara terbatas, terbatas untuk responden yang memiliki telepon, mengurangi anonimitas, memungkinkan bias pewawancara, sulit untuk pertanyaan terbuka, membutuhkan bantuan visual, serta hanya dapat mencatat hal-hal tertentu dari latar belakang suara atau intonasi suara.
Hal-hal yang perlu dihindari dalam membuat pertanyaan untuk penelitian survei, seorang peneliti perlu memerhatikan hal-hal sebagai berikut:
  1. Hindari penggunaan jargon (contoh : sosialisasi, demokrasi), kata-kata slank (contoh : gaptek, cupu, geje) , dan penggunaan singkatan.
  2. Hindari ambiguitas atau pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan dan pertanyaan yang kabur.
  3. Hindari bahasa yang emosional dan gunakan bahasa yang netral.
  4. Hindari pertanyaan yang di dalam satu kalimat terdapat 2 pertanyaan sekaligus (double barraled).
  5. Hindari pertanyaan yang mengarahkan jawaban responden (leading question).
  6. Hindari pertanyaan yang di luar kemampuan responden untuk menjawabnya.
  7. Hindari pertanyaan yang dimulai dengan premis yang salah.
  8. Hindari pertanyaan mengenai masa depan.
  9. Hindari pertanyaan yang menggunakan dua pernyataan negatif (double negative).
  10. Hindari pertanyaan dengan kategori jawaban yang tumpang tindih.
b.      Penelitian ex post facto
Penelitian dengan rancangan ex post facto sering disebut dengan after the fact. Artinya, penelitian yang dilakukan setelah suatu kejadian itu terjadi. Disebut juga sebagai restropective study karena penelitian ini merupakan penelitian penelusuran kembali terhadap suatu peristiwa atau suatu kejadian dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.
Dalam pengertian yang lebih khusus,  menguraikan bahwa penelitian ex post facto adalah penelitian yang dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan dalam variable bebas terjadi karena perkembangan suatu kejadian secara alami.
Penelitian ex post facto merupakan penelitian yang variabel-variabel bebasnya telah terjadi perlakuan atau treatment tidak dilakukan pada saat penelitian berlangsung, sehingga penelitian ini biasanya dipisahkan dengan penelitian eksperimen. Peneliti ingin melacak kembali, jika dimungkinkan, apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya sesuatu.
Dalam beberapa hal, penelitian ex post facto dapat dianggap sebagai kebalikan dari penelitian eksperimen. Sebagai pengganti dari pengambilan dua kelompok yang sama kemudian diberi perlakuan yang berbeda. Studi ex post facto dimulai dengan dua kelompok yang berbeda kemudian menetapkan sebab-sebab dari perbedaan tersebut. Studi ex post facto dimulai dengan melukiskan keadaan sekarang, yang dianggap sebagai akibat dari faktor yang terjadi sebelumnya, kemudian mencoba menyelidiki ke belakang guna menetapkan faktor-faktor yang diduga sebagai penyebabnya.
Penelitian ex post facto memiliki persamaan dengan penelitian eksperimen. Logika dasar pendekatan dalam ex post facto sama dengan penelitian eksperimen, yaitu adanya variabel x dan y. Kedua metode penelitian tersebut membandingkan dua kelompok yang sama pada kondisi dan situasi tertentu. Perhatiannya dipusatkan untuk mencari atau menetapkan hubungan yang ada di antara variabel-variabel dalam data penelitian. Dengan demikian, banyak jenis informasi yang diberikan oleh eksperimen dapat juga diperoleh melalui analisis ex post facto.
Dalam penelitian eksperimen, pengaruh variabel luar dikendalikan dengan kondisi eksperimental. Variabel bebas yang dianggap sebagai penyebab dimanipulasi secara langsung untuk meminimalkan pengaruh terhadap variabel terikat. Melalui eksperimen, peneliti dapat memperoleh bukti tentang hubungan kausal atau hubungan fungsional di antara variabel yang jauh lebih menyakinkan daripada yang dapat diperoleh menggunakan studi ex post facto.
Peneliti dalam penelitian ex post facto tidak dapat melakukan manipulasi atau pengacakan terhadap variabel-variabel bebasnya. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan dalam variabel-variabelnya sudah terjadi. Peneliti dihadapkan kepada masalah bagaimana menetapkan sebab dari akibat yang diamati tersebut. menyatakan bahwa dengan tidak adanya kemungkinan peneliti untuk melakukan manipulasi atau pengacakan.
Contoh penelitian ex post facto adalah sebagai berikut. Sebuah penelitian berjudul Pengaruh Kecemasan Siswa pada Waktu Mengerjakan Ujian Terhadap Hasil Ujian Mereka. Hal penting dalam pendekatan ex post facto adalah tidak adanya manipulasi terhadap variabel. Dalam kasus di atas, dapat didekati dengan ex post facto dengan melihat situasi kelas A dan B yang sebelumnya tidak diadakan manipulasi. Artinya, kelas tersebut berjalan secara alami. Misalnya, hasil ujian kelas A dan B menunjukkan perbedaan dari satu siswa ke siswa lainnya. Dari hasil tersebut, dilakukan klasifikasi antara siswa yang memiliki nilai tinggi dengan siswa yang memiliki nilai rendah. Kemudian dihubungkan antara kecemasan dengan hasil nilai. Misalnya ditemukan kesimpulan bahwa nilai di atas rata-rata dikerjakan oleh siswa yang memiliki kecemasan. Oleh karena itu, pengaruh kecemasan siswa memang berpengaruh terhadap hasil ujian, yaitu menjadi lebih baik.
Penelitian dengan menggunakan pendekatan ini tentu saja memiliki kekurangan. Dari kasus di atas dapat terlihat satu celah kelemahan bahwa bisa jadi adanya faktor ketiga selain kecemasan yang membuat nilai ujian meningkat. Hal ini dimungkinkan adanya faktor ketiga, yaitu kecerdasan. Selain kecemasan, bisa dimungkinkan bahwa kecemasan adalah situasi lain, sedangkan kecerdasan menjadi penunjang utama.

Kekurangan Pendekatan Ex Post Facto
Pendekatan ex post facto memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut adalah sebagai berikut[9].
  1. Tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas.Oleh karena tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas, maka sukar untuk memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab yang relevan telah benar-benar tercakup dalam kelompok faktor-faktor yang sedang diselidiki.
  2. Kenyataan bahwa faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, melainkan kombinasi dan interaksi antara berbagai faktor dalam kondisi tertentu untuk menghasilkan efek yang disaksikan, menyebabkan soalnya sangat kompleks. 
  3. Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab ganda, tetapi dapat pula disebabkan oleh sesuatu sebab pada kejadian tertentu dan oleh lain sebab pada kejadian lain.
  4. Apabila saling hubungan antar dua variabel telah diketemukan, mungkin sukar untuk menentukan mana yang sebab dan mana yang akibat.
  5. Kenyataan bahwa dua, atau lebih, faktor saling berhubungan tidaklah mesti memberi implikasi adanya hubungan sebab akibat.
  6. Menggolongkan-golongkan subjek ke dalam kategori dikotomi (misalnya golongan pandai dan golongan bodoh) untuk tujuan perbandingan, menimbulkan persoalan-persoalan, karena kategori-kategori itu sifatnya kabur, bervariasi, dan tak mantap.
  7. Studi komparatif dalam situasi alami tidak memungkinkan pemilihan subyek secara terkontrol. Menempatkan kelompok yang telah ada yang mempunyai kesamaan dalam berbagai hal kecuali dalam hal dihadapkannya kepada variabel bebas adalah sangat sukar.
c.       Penelitian Eksperimen
Metode penelitian ekperimen merupakan bagian dari metode kuantitatif yang memiliki ciri khas tersendiri, terutama dengan adanya kelompok control. Menurut Yatim Rianto, penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti dalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Dalam pengertian lain, penelitian eksperimen adalah penelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok eksperimen, kepada tiap kelompok eksperimen dikenakan perlakuan – perlakuan tertentu dengan kondisi – kondisi yang dapat di control.
Selain hal tersebut diatas eksperimen adalah bentuk khusus investigasi yang digunakan untuk menentukan variable – variable apa sajakah serta bagaimana bentuk hubungan antara satu dengan lainnya. Menurut konsep klasik eksperimen untuk menentukan hubugan diantara independen variable dengan dependen variable.
Jadi, dengan kata lain, suatu penelitian eksperimen pada prinsipnya dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect relationship). Penelitian eksperimen pada umumnya dilakukan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan sesuatu jika dilakukan pada kondisi yang dikontrol dengan teliti, maka apa yang akan terjadi?. Disamping itu, penelitian eksperimen dilakukan oleh peneliti dengan tujuan mengatur situasi dimana pengaruh beberapa variabel terhadap satu atau variabel terikat dapat diidentifikasi. Konsep metode eksperimen dimulai dengan pengertian yang sederhana misalnya tentang pertanyaan yang berkaitan dengan bagaimanakah hubungan satu atau lebih variabel dalam suatu kondisi tertentu? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, seorang peneliti pada umumnya akan mengembangkan satu atau lebih hipotesis yang menyatakan hubungan yang diharapkan, membuat desain penelitian, mencari dan mengorganisasi data untuk kemudian menganalisis dan akhirnya memperoleh jawaban hipotesis di atas. Sebagai contoh misalnya, untuk mendapatkan pengaruh antara dua metode mengajar pada mata kuliah metodologi penelitian sebagai fungsi besarnya jumlah siswa dalam kelas (besar dan kecil), dan tingkat intelegensi mahasiswa (tinggi, rata dan rendah), kemudian pada akhir penelitian diukur hasil pencapaian belajar dengan tes hasil belajar.[11]
Di bidang pendidikan, penelitian eksperimen dapat dibedakan menjadi dua macam bentuk, yaitu penelitian di dalam laboratorium dan penelitian di luar laboratorium. Penelitian di laboratorium, dilaksanakan peneliti di dalam ruangan tertutup atau dalam kondisi tertentu untuk meningatkan intensitas yang lebih teliti terhadap variabel yang diteliti. Sedangkan penelitian di luar laboratorium yang juga disebut penelitian lapangan, biasanya dilakukan oleh peneliti guna mendapatkan hasil penelitian yang mendekati dengan lingkungan nyata, misalnya masyarakat.
Dalam penelitian eksperimen pada umumnya dapat berupa kegiatan kelas, sekolah, kegiatan praktek di bengkel, atau pertemuan sekolah lainnya diambil secara alami. Sejalan dengan subyek yang diteliti adalah anak atau seorang manusia, di bidang pendidikan dari kedua macam bentuk penelitian eksperimen tersebut penelitian di luar laboratorium adalah bentuk penelitian eksperimen tersebut penelitian di luar laboratorium adalah bentuk penelitian yang paling banyak di lakukan, karena mempunyai beberapa keunggulan seperti:
1.      Variabel eksperimen dapat lebih kuat di lapangan dibandingkan penelitian di laboratorium.
2.       Lebih mudah dalam memberikan perlakuan.
3.       Dapat dilakukan proses eksperimen dengan setting yang mendekati keadaan sebenarnya.
4.       Hasil eksperimen lebih actual dengan permasalahan yang dihadapi oleh para pendidik.
Walaupun demikian, eksperimen di laboratorium juga memililki keunggulan yang utama adalah bahwa penelitian eksperimen di laboratorium lebih cocok untuk problem yang berkaitan dengan misi pengembangan ilmu pengetahuan, termasuk ilmu pendidikan.
Di bidang pendidikan, ada dua alasan mengapa penelitian eksperimen cocok dilakukan. Pertama, metode pengajaran yang lebih tepat di-setting secara alami dan dikomparasikan di dalam keadaan yang tidak bias. Kedua, penelitian dasar (fundamental research) dengan tujuan menurunkan prinsip-prinsip umum teoritis ke dalam ilmu terapan yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh para penyelenggara sekolah. Penelitian eksperimen memiliki beberapa karakteristik seperti diungkapkan bahwa penelitian eksperimen mempunyai 3 karakteristik penting yaitu :
1. Variabel bebas yang di manipulasi.
2. Variable lain yang mungkin berpengaruh dikontrol agar tetap konstan.
3. Efek atau pengaruh manipulasi variable bebas dan variable terikat diamati secara langsung oleh peneliti
Proses Penelitian Eksperimen
Langkah penelitian eksperimen pada prinsipnya sama dengan jenis penelitian lainnya. Yang secara eksplisit dapat dilihat sebagai berikut :
1.       Melakukan kajian secara induktif yang berkaitan erat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.
2.       Mengidentifikasi permasalahan.
3.       Melakukan studi literatur dari beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan definisi operasional dan variabel.
4.       Membuat rencana penelitian yang di dalamnya mencakup kegiatan: Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen; Menentukan cara untuk mengontrol mereka; Memilih desain riset yang tepatl; Menentukan populasi, memilih sampel yang mewakili dan memilih (assign) sejumlah subjek penelitian; Membagi subjek ke dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen; Membuat instrumen yang sesuai, memvalidasi instrumen dan melakukan pilot study agar memperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan; dan Mengidentifikasi prosedur pengupulan data, dan menentukan hipotesis.
5.      Melakukan eksperimen
6.       Mengumpulkan data kasar dari proses eksperimen
7.       Mengorganisasi dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah ditentukan.
8.       Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang relevan.

d.      Penelitian Naturalistik
Penelitian naturalistic atau disebut juga Naturalistik Inquiry  merupakan penelitian dengan  cara pengamatan dan pengumpulan datanya dilakukan dalam latar/ setting alamiah, artinya tanpa memanipulasi subyek yang diteliti (sebagaimana adanya natur). Menurut perkembangannya, pendekatan ini bukanlah hal baru. Hanya saja perhatian para ahli secara intens barulah pada dekade terakhir ini.
Inkuiri Naturalistik digolongkan ke dalam pendekatan kualitatif. Perbedaannya terletak pada paradigma yang dipergunakan dalam melihat realita atau sesuatu yang menjadi obyek studi. Paragidma itu sendiri tidak lain adalah representasi konseptualisasi tentang sesuatu, atau pandangan terhdap sesuatu. Dengan kata lain paradigma merupakan suatu cara memahami realita. Dalam penelitian, hal ini mencakup keyakinan terhadap sifat dasar dari realitas (yang diamati), hubungan antara orang yang mencoba mengetahui sesuatu (peneliti) dan hal yang mereka coba ketahui (yang diteliti), peranan/ pengaruh dari nilai-nilai (yang dianut peneliti) dan variabel-variabel lainnya yang serupa itu.
Penelitian naturalistik disebut juga penelitian definisi sosial, penelitian non-positivistik, penelitian mikro dan pemberdayaan. Kendatipun menggunakan istilah yang beragam, keempat istilah tersebut pada umumnya memiliki pengertian yang yang sama dan merupakan rumpun paradigma penelitian kualitatif.
Secara sederhana inkuiri naturalistik dapat didefinisikan sebagai inkuiri yang dilakukan dalam latar/ setting alamiah dengan menggunakan metode yang alamiah pula. Sedangkan definisi sosial (social defenition) menekankan hakikat kenyataan sosial yang didasarkan pada definisi subyektif dan penilaiannya. Struktur sosial menunjuk pada definisi bersama yang dimiliki individu yang berhubungan dengan bentuk-bentuk yang cocok dan menghubungkan satu sama lain. Tindakan-tindakan individu serta pola-pola interaksinya dibimbing oleh definisi bersama dan dikonstruksikan melalui proses interaksi.
Bagi penganut penelitian ini, realitas sosial yang menjadi obyek penelitian tidak mesti bersifat perilaku sosial yang kasat mata saja, melainkan juga keseluruhan makna kultural yang simbolik termasuk tindakan yang tidak kasat mata. Jadi sumber perilaku sosial itu seperti dikatakan  Suprayogo dan Tobroni, tidak hanya berasal dari luar individu yang semata-mata mengikuti hukum kausalitas, namun bersumber pula dari dalam diri subyek (inner perspective of human behavior) dan makna pengalaman individu (the meaning of an individual’s experience of the world). Dengan kata lain, realitas dalam penelitian ini ditentukan sendiri oleh subyek yang diteliti.
Karakteristik penelitian naturalistik adalah:
1.      Berlatar alamiah
Peneliti yang mengadakan penelitian terhadap komunitas suatu pesantren misalnya, ia tidak saja akan mengamatinya ketika mereka berinteraksi di ruang belajar, tetapi juga di beberapa tempat lain yang biasanya dijadikan tempat berkumpul, seperti masjid, asrama, aula, kafetaria, kediaman pimpinan pesantren dan sebagainya. Inilah gambaran konteks natural, karena ontologi alamiah menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya. Bagaimanapun tindakan pengamatan mempengaruhi apa yang dilihat, karenanya hubungan penelitian mesti mengambil tempat pada keutuhan dalam konteks untuk keperluhan pemahaman.
2.      Manusia sebagai instrumen
Sifat naturalistik menuntut supaya diri sendiri atau manusia lain menjadi alat pengumpul data utama. Sebab, jika memanfaatkan instrumen yang bukan manusia dan mempersiapkannya terlebih dahulu, maka akan menemukan kesulitan untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan. Di samping itu, komunikasi dengan responden dan sekaligus memahaminya berdasarkan konteksnya, hanya mungkin dilakukan oleh manusia. Nilai lebih lain dari “manusia sebagai instrumen” adalah sifatnya yang responsif, adaptif, lebih holistik, memiliki suatu kesadaran pada konteks yang tak terkatakan, mampu mengklarifikasi, menjelajahi jawaban dan menggali pemahaman yang mendalam.
3.      Teori dari dasar (grounded theory)
Para ahli ilmu sosial, khususnya bidang sosiologi, berupaya menemukan teori berdasar data empirik, bukan membangun teori  secara deduktif logis. Itulah yang disebut dengan grounded theory, dan model penelitiannya disebut grounded research. Metode grounded research sebagai metode penelitian sosial yang bertujuan untuk menemukan teori melalui data yang diperoleh secara sistematik dengan menggunakan metode analisis konstan. Karena teori ini dihasilkan berdasarkan data, maka ia disebut dengan teori berdasar (grounded theory). Bahkan ia juga dapat mencegah pemunculan dan penggunaan teori secara oportunistik karena dikendalikan dan didasarkan oleh data.
4.      Adanya batas, fokus
Penelitian naturalistik menghendaki diterapkannya batas dalam penelitiannya atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian. Ini penting karena, batas menentukan kenyataan ganda dan dapat mempertajam fokus. Sementara penetapan fokus dapat lebih dekat dihubungkan oleh interaksi antara peneliti dan fokus yang pada gilirannya bisa menemukan batas penelitian ataupun lokasi penelitian.  Seperti dipahami bahwa metodologi naturalistik menuntut pendekatan holistik, kebulatan keseluruhan. Dengan pengambilan fokus inilah, ikatan keseluruhan tersebut tidak dihilangkan, tetap terjaga keberadaannya dalam konteks, tidak dilepaskan dari sistem nilai lokalnya.
5.      Sampel  secara porposive
Yakni metode pengambilan sampel dengan secara sengaja memilih sampel-sampel tertentu (dengan mengabaikan sampel-sampel lainnya), karena sampel tertentu itu memiliki ciri-ciri khusus yang tidak dimiliki oleh sampel-sampel lainnya.Sifat naturalistik menghindari pengambilan sampel acak (random sampling), yang menekan kemungkinan munculnya kasus menyimpang. Pilihan sampel secara porposive atau teoretik ini, karena sejumlah hal yang dicari dapat dipilih pada kasus-kasus ekstrim, sehingga hal-hal yang dicari tersebut tampil menonjol dan lebih mudah digali maknanya.
6.      Data deskriptif
Yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan sejenisnya (bukan angka-angka). Dengan demikian penelitian naturalistik akan berisi data berupa kutipan-kutipan, baik yang berasal dari hasil wawancara, catatan-lapangan, fhoto, rekaman vedoe-tape, dokuman pribadi, catatan/memo, dokumen resmi dan lain-lain.
7.      Analisis data secara induktif
Metode induktif diperkenalkan dan dipelopori oleh Francis bacon pada permulaan abad 17. Tetapi secara sederhana pengertian metode induktif ini adalah metode pengambilan kesimpulan yang dimulai dari pemahaman  terhadap kasus-kasus khusus ke dalam bentuk kesimpulan umum.  Sifat naturalistik lebih menyukai analisis induktif daripada deduktif, karena dengan cara tersebut konteksnya akan lebih mudah dideskripsikan.

e.       Penelitian Policy Research
Sebelum kita membahas tentang pengertian policy research atau disebut juga penelitian kebijakan, perlu kita pahami dulu apa yang dimaksud dengan kebijakan. Makna kebijakan yang dimaksud dalam pembahasan ini yaitu suatu ketetapan yang memuat prinsip-prinsip untuk mengarahkan cara-cara bertindak yang dibuat secara terencana dan konsisten dalam mencapai tujuan tertentu.
Selain itu Edi Suharto dalam bukunya yang berjudul Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik mengemukakan bahwa Kebijakan (policy) adalah sebuah instrument pemerintahan, bukan saja dalam arti government yang hanya menyangkut aparatur Negara, melainkan pula governance yang menyentuh pengelolaan sumber daya publik. Kebijakan pada intinya merupakan keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan tindakan yang secara langsung mengatur pengelolaan dan pendistribusian sumberdaya alam, financial dan manusia demi kepentingan publik, yakni rakyat banyak, penduduk, masyarakat atau warga Negara. Kebijakan merupakan hasil dari adanya sinergi kompromi atau bahkan kompetisi antara berbagai gagasan, teori, ideology, dan kepentingan-kepentingan yang mewakili sistem politik suatu Negara.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa kebijakan yang dimaksud sebagai latar penelitian kebijakan (policy research) adalah tindakan-tindakan yang dimaksudkan untuk memecahkan masalah sosial. Pemecahan masalah sosial oleh policymaker dalam hal ini dilakukan atas dasar rekomendasi yang dibuat oleh policy researcher berdasarkan hasil penelitiannya. Kebijakan di sini tidak dipersepsikan dari sudut pandang politik pemerintah, melainkan kebijakan sebagai objek studi.
Sedangkan definisi penelitian kebijakan adalah penelitian kebijakan dapat didefinisikan sebagai kegiatan penelitian yang dilakukan untuk mendukung kebijakan. Ada juga yang berpendapat bahwa penelitian kebijakan adalah usaha mengumpulkan informasi secara komprehensif untuk merumuskan kebijakan.
Kemudian James H.Mc Millan dan Sally Schumacher dalam buku mereka yang berjudul Research in Education sebagaimana dikutib oleh Edy Suharto menyatakan “Policy analysis evaluates government policies to provide policymakers with pragmatic action-oriented recommendations. Policy is both what is intended to be accomplished by government action and the cumulative effort of actions, assumptions, and decisions of people who implement public policy.”
Akan tetapi jika kita menyinggung kata penelitian maka hal ini akan bersentuhan dengan sesuatu yang bernuansa ilmiah. Jadi dapat dinyatakan bahwa penelitian kebijakan hadir untuk mengilmiahkan kebijakan atau menghasilkan kebijakan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, dalam batas-batas yang tidak berbenturan keras dengan political will atau lingkungan sosial politik disuatu Negara.
Para perumus kebijakan merumuskan kebijakan atas dasar prioritas yang paling urgen, khususnya yang berkenaan dengan pemecahan masalah sosial atau pun masalah publik. Semakin kompleks dan luas tugas-tugas keorganisasiannya, maka semakin banyak pula masalah yang dihadapi, sehingga tidak dapat dipecahkan sendiri tanpa pendapat atau informasi yang memadai, baik kuantitatif maupun kualitatif. Disinilah hadir urgensi penelitian kebijakan. Sebagaimana yang dipaparkan Sudarwan Danim berikut ini;Penelitian kebijakan (policy research) secara spesifik ditujukan untuk membantu pembuat kebijakan (policymaker) dalam menyusun rencana kebijakan, dengan jalan memberikan pendapat atau informasi yang mereka perlukan untuk memecahkan masalah yang kita hadapi sehari-hari.” Dengan demikian, penelitian kebijakan merupakan rangkaian aktifitas yang diawali dengan persiapan peneliti untuk mengadakan penelitian atau kajian, pelaksanaan penelitian, dan diakhiri dengan penyusunan rekomendasi.
Selain itu penelitian kebijakan juga dipersepsikan sebagai:
a.  Basic social research; yakni penelitian kebijakan harus dilaksanakan secara sesuai prosedur kerja ilmiah.
b. Technical social researh; yakni bahwa penelitian kebijakan harus mampu merumuskan kebijakan-kebijakan strategis yang dapat dikembangkan instrumen-instrumen teknisnya.
c.  Policy research harus menghasilkan kebijakan publik.
d.  Komprehensif yakni penelitian kebijakan harus menjangkau seluruh variabel yang terkait dan relevan dengan persoalan yang sedang dikaji untuk dirumuskan kebijakan penyelesaiannya.
Penelitian kebijakan memiliki sifat yang sangat khas. Kekhasan penelitian ini terletak pada fokusnya. Sudarwan Danim menjelaskan fokus penelitian kebijakan secara umum adalah;… berorientasi kepada tindakan untuk memecahkan masalah sosial yang unik, yang jika tidak dipecahkan akan member efek negatif yang sangat luas. Tidak ada ukuran pasti mengenai luas atau sempitnya suatu masalah sosial. Sebagai missal, rendahnya kualitas pendidikan dapat dipersepsi dari banyak sisi yang menyebabkan rendahnya kualitas itu, seperti:
1. Kualitas guru
2. Kualitas proses belajar mengajar
3. Kualitas kurikulum
4. Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan serta sumber belajar
5. Kualitas raw input lembaga pendidikan
6. Kondisi lingkungan sosial budaya dan ekonomi.

Oleh karena penelitian kebijakan berorientasi kepada fokus, maka pengkajian atau penelitian mengenai rendahnya kualitas pendidikan, misalnya, akan dititikberatkan kepada fokus mana – kualitas guru, kualitas proses belajar mengajar dan sebagainya. Jika penelitian kebijakan difokuskan kepada kualitas proses belajar mengajar, misalnya, maka fokus kajian dapat menyangkut masalah yang luas, seperti:
1. Intensitas proses belajar siswa di kelas.
2. Intensitas proses belajar siswa di luar kelas
3. Kualitas guru dalam mengajar
4. Kualitas interaksi guru dengan siswa
5. Kualitas jaringan-jaringan belajar
6. Kualitas menu sajian dalam proses belajar mengajar
7. Kualitas kegiatan ko dan ekstra kurikuler yang mendukung kegiatan inti di lembaga pendidikan
Dari  kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa fokus penelitian kebijakan pada dasarnya adalah beorientasi pada solusi dari permasalahan yang muncul akibat diterapkannya sebuah kebijakan.
Menurut Sudarwan Danim dalam bukunya Pengantar Studi Penelitian Kebijakan, karakteristik penelitian kebijakan adalah sebagai berikut:
1.      Fokus penelitian bersifat multidimensional atau banyak dimensi
2.       Orientasi penelitian bersifat empiris-induktif
3.       Menggabungkan dimensi masa depan dan masa kini
4.       Merespon kebutuhan pemakai hasil studi
5.       Menonjolkan dimensi kerja sama secara eksplisit.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa nilai special karakteristik penelitian kebijakan adalah pada penekanan-penekanan khusus dari masing-masing karakteristik tersebut serta kepaduannya. Pada dasarnya penelitian kebijakan merupakan penawaran kompromi, terutama antara peneliti dengan klien atau stakeholder. Menurut Coleman sebagaimana yang dikutip Sudarwan Danim dalam bukunya Pengantar Studi Penelitian Kebijakan bahwa dikarenakan penelitian kebijakan beroperasi pada batas metodologi penelitian pada umumnya (terutama penelitian ilmu-ilmu sosial), maka tidak ada metodologi tunggal, metodologi yang komprehensif untuk melaksanakan analisis teknikal dari penelitian kebijakan.
f.       Penelitian Action Research
Action research atau penelitian tindakan merupakan salah satu bentuk rancangan penelitian, dalam penelitian tindakan peneliti mendeskripsikan, menginterpretasi dan menjelaskan suatu situasi sosial pada waktu yang bersamaan dengan melakukan perubahan atau intervensi dengan tujuan perbaikan atau partisipasi. Action research dalam pandangan tradisional adalah suatu kerangka penelitian pemecahan masalah, dimana terjadi kolaborasi antara peneliti dengan client dalam mencapai tujuan. Penelitian tindakan sebagai sebuah metode penelitian, didirikan atas asumsi bahwa teori dan praktik dapat secara tertutup diintegrasikan dengan pembelajaran dari hasil intervensi yang direncanakan setelah diagnosis yang rinci terhadap konteks masalahnya.
Menurut Gunawan, action research adalah kegiatan dan atau tindakan perbaikan sesuatu yang perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasinya digarap secara sistematik dan sistematik sehingga validitas dan reliabilitasnya mencapai tingkatan riset. Action research juga merupakan proses yang mencakup siklus aksi, yang mendasarkan pada refleksi; umpan balik (feedback); bukti (evidence); dan evaluasi atas aksi sebelumnya dan situasi sekarang. Penelitian tindakan ditujukan untuk memberikan andil pada pemecahan masalah praktis dalam situasi problematika yang mendesak dan pada pencapaian tujuan ilmu sosial melalui kolaborasi patungan dalam rangka kerja etis yang saling menerima. Proses penelitian bersifat dari waktu ke waktu, antara “finding” pada saat penelitian, dan “action learning”. Dengan demikian action research menghubungkan antara teori dengan praktek.

Tujuan dan ciri-ciri Penelitan Tindakan.
Penelitian tindakan bertujuan untuk memperoleh pengetahuan untuk situasi atau sasaran khusus dari pada pengetahuan yang secara ilmiah tergeneralisasi. Pada umumnya penelitian tindakan untuk mencapai tiga hal berikut :
  • Peningkatan praktik.
  • Peningkatan (pengembangan profesional) pemahaman praktik dan praktisinya.
  • Peningkatan situasi tempat pelaksanaan praktik.
Hubungan antara peneliti dan hasil penelitian tindakan dapat dikatan hasil penelitian tindakan dipakai sendiri oleh penelitinya dan tentu saja oleh orang lain yang menginginkannya dan penelitiannya terjadi di dalam situasi nyata yang pemecahan masalahnua segera diperlukan, dan hasil-hasilnya langsung diterapkan/dipraktikkan dalam situasi terkait. Selain itu, tampak bahwa dalam penelitian tindakan peneliti melakukan pengelolaan, penelitian, dan sekaligus pengembangan.
Penelitian tindakan (action research) dilaksanakan bersama-sama paling sedikit dua orang yaitu antara peneliti dan partisipan atau klien yang berasal dari akademisi ataupun masyarakat. Oleh karena itu, tujuan yang akan dicapai dari suatu penelitian tindakan (action research) akan dicapai dan berakhir tidak hanya pada situasi organisatoris tertentu, melainkan terus dikembangkan berupa aplikasi atau teori kemudian hasilnya akan di publikasikan ke masyarakat dengan tujuan riset. 
Sementara itu, peneliti perlu untuk membuat kerjasama dengan anggota organisasi dalam kegiatan ini, membuat persetujuan eksplisit dengan klien. Pelaporan secara rutin mengenai jalannya kegiatan dapat mencerminkan ciri khusus dari kesepakatan ini. Baik peneliti maupun klien dapat memiliki peran dan tanggungjawab ganda, meskipun ini dapat berubah selama perjalanan kegiatan berlangsung, tetapi penting untuk menentukan aturan awal pada bagian luar proyek agar dapat mencegah konflik kepentingan dan menghindari ancaman terhadap hak prerogatif pribadi atau jabatan mereka. Adalah sangat penting membuat kesepakatan terlebih dahulu mengenai sasaran dari penelitian, kemudian dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Berikut tahapan penelitian tindakan (action research) yang dapat ditempuh yaitu :
action research dalam 5 siklus tahapan, yaitu :
1. Melakukan diagnosa (diagnosing)
Melakukan identifikasi masalah-masalah pokok yang ada guna menjadi dasar kelompok atau organisasi sehingga terjadi perubahan, untuk pengembangan situs web pada tahap ini peneliti mengidentifikasi kebutuhan stakeholder akan situs web, ditempuh dengan cara mengadakan wawancara mendalam kepada stakeholder yang terkait langsung maupun yang tidak terkait langsung dengan pengembanga situs web.
2. Membuat rencana tindakan (action planning)
Peneliti dan partisipan bersama-sama memahami pokok masalah yang ada kemudian dilanjutkan dengan menyusun rencana tindakan yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang ada, pada tahap ini pengembangan situs web memasuki tahapan desain situs web. Dengan memperhatikan kebutuhan stakeholder terhadap situs web penelitian bersama partisipan memulai membuat sketsa awal dan menentukan isi yang akan ditampilkan nantinya.
3. Melakukan tindakan (action taking)
Peneliti dan partisipan bersama-sama mengimplementasikan rencana tindakan dengan harapan dapat menyelesaikan masalah. Selanjutnya setelah model dibuat berdasarkan sketsa dan menyesuaikan isi yang akan ditampilkan berdasarkan kebutuhan stakeholder dilanjutkan dengan mengadakan ujicoba awal secara offline kemudian melanjutkan dengan sewa ruang di internet dengan tujuan situs web dapat ditampilkan secara online.
4. Melakukan evaluasi (evaluating)
Setelah masa implementasi (action taking) dianggap cukup kemudian peneliti bersama partisipan melaksanakan evaluasi hasil dari implementasi tadi, dalam tahap ini dilihat bagaimana penerimaan pegguna terhadap situs web yang ditandai dengan berbagai aktivitas-aktivitas.
5. Pembelajaran (learning)
Tahap ini merupakan bagian akhir siklus yang telah dilalui dengan melaksanakan review tahap-pertahap yang telah berakhir kemudian penelitian ini dapat berakhir. Seluruh kriteria dalam prinsip pembelajaran harus dipelajari, perubahan dalam situasi organisasi dievaluasi oleh peneliti dan dikomunikasikan kepada klien, peneliti dan klien merefleksikan terhadap hasil proyek, yang nampak akan dilaporkan secara lengkap dan hasilnya secara eksplisit dipertimbangkan dalam hal implikasinya terhadap penerapan Canonical Action Reaserch (CAR). Untuk hal tertentu, hasilnya dipertimbangkan dalam hal implikasinya untuk tindakan berikutnya dalam situasi organisasi lebih-lebih kesulitan yang dapat dikaitkan dengan pengimplementasian perubahan proses.
Hasilnya juga dipertimbangkan untuk tindakan ke depan yang dapat dilakukan dalam kaitannya dengan domain penelitian, terutama akibat kegiatan yang terjadi diluar rencana awal (atau kelambanan) dan cara di mana peneliti dapat kurang hati-hati melakukan penyelesaian kegiatan dan dalam hal implikasi untuk komunitas penelitian secara umum dengan mengidentifikasi keuntungan penelitian di masa datang. Di sini, nilai action research akan terangkat (bahkan sebuah proyek yang gagal dapat tetap menghasilkan pengetahuan yang bernilai), dan juga merupakan kekuatan status quo dalam lingkungan (organisasi) sosial untuk mencegah perubahan dari proses yang telah berlalu.
Dari penjelasan di atas kita dapat melihat dengan jelas bahwa penelitian tindakan berurusan langsung dengan praktik di lapangan dalam situasi alami. Penelitiannya adalah pelaku praktik itu sendiri dan pengguna langsung hasil penelitiannya dengan lingkup ajang penelitian sangat terbatas. Yang menonjol adalah penelitian tindakan ditujukan untuk melakukan perubahan pada semua diri pesertanya dan perubahan situasi tempat penelitian dilakukan guna mencapai perbaikan praktik secara inkremental dan berkelanjutan.
g.      Penelitian Evaluasi
Dalam hal yang khusus, penelitian evaluasi dapat dinyatakan sebagai evaluasi, tetapi dalam hal lain juga dapat dinyatakan sebagai penelitian. Sebagai evaluasi berarti hal ini merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan, yaitu untuk membandingkan suatu kejadian, kegiatan dan produk dengan standard dan program yang telah ditetapkan. Evaluasi sebagai penelitian berarti akan berfungsi untuk menjelaskan fenomena.
Terdapat dua jenis dalam penelitian evaluasi yaitu: penelitian evaluasi formatif yang menekankan pada proses dan evaluasi sumatif yang menekankan pada produk.
Evaluasi formatif ingin mendapatkan feedback dari suatu aktivitas dalam proses, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan program atau produk. Evaluasi sumatif menekankan pada efektifitas pencapaian program yang berupa produk tertentu.
Contoh: Penelitian untuk mengevaluasi apakah suatu produk yang direncanakan terjual 95% tercapai atau tidak.
h.      Penelitian Sejarah
Secara umum dapat dimengerti bahwa penelitian historis merupakan penelaahan serta sumber-sumber lain yang berisi informasi mengenai masa lampau dan dilaksanakan secara sistematis. Atau dapat dengan kata lain yaitu penelitian yang bertugas mendeskripsikan gejala, tetapi bukan yang terjadi pada waktu penelitian dilakukan. Penelitian historis di dalam pendidikan merupakan penelitian yang sangat penting atas dasar beberapa alasan. Penelitian historis bermaksud membuat rekontruksi masa latihan secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasikan serta mensintesiskan bukti-bukti untuk mendukung bukti-bukti untuk mendukung fakta memperoleh kesimpulan yang kuat. Dimana terdapat hubungan yang benar-benar utuh antara manusia, peristiwa, waktu, dan tempat secara kronologis dengan tidak memandang sepotong-sepotong objek-objek yang diobservasi.

Menurut Jack. R. Fraenkel & Norman E. Wallen dalam Yatim Riyanto penelitian sejarah adalah penelitian yang secara eksklusif memfokuskan kepada masa lalu. Penelitian ini mencoba merenkonstruksi apa yang terjadi pada masa yang lalu selengkap dan seakurat mungkin, dan biasanya menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Dalam mencari data dilakukan secara sistematis agar mampu menggambarkan, menjelaskan, dan memahami kegiatan atau peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu. Sementara menurut Donald Ary dkk (1980) dalam Yatim Riyanto (1996: 22) juga menyatakan bahwa penelitian historis adalah untuk menetapkan fakta dan mencapai simpulan mengenai hal-hal yang telah lalu, yang dilakukan secara sistematis dan objektif oleh ahli sejarah dalam mencari, mengvaluasi dan menafsirkan bukti-bukti untuk mempelajari masalah baru tersebut. 

Berdasarkan pendangan yang disampaikan oleh para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian penelitian sejarah mengandung beberapa unsur pokok, yaitu
  • Adanya proses pengkajian peristiwa atau kejadian masa lalu (berorientasi pada masa lalu);
  • Usaha dilakukan secara sistematis dan objektif;
  • Merupakan serentetan gambaran masa lalu yang integrative anatar manusia, peristiwa, ruang dan waktu;
  • Dilakukan secara interktif dengan gagasan, gerakan dan intuiasi yang hidup pada zamannya (tidak dapat dilakukan secara parsial).     
Tujuan Penelitian Historis
Adapun yang menjadi tujuan penelitian sejarah atau historis adalah untuk memahami masa lalu, dan mencoba memahami masa kini atas dasar persitiwa atau perkembangan di masa lampau.

Sedangkan menurut Nurul Zuriah  menyatakan bahwa penelitian historis untuk memperkaya pengetahuan peneliti tentang bagaiman dan mengapa suatu kejadian masa lalu dapat terjadi serta proses bagaimana masa lalu itu menjadi masa kini, pada akhirnya, diharapkan meningkatnya pemahaman tentang kejadian masa kini serta memperolehnya dasar yang lebih rasional untuk melakukan pilihan-pilihan di masa kini.
Para peneliti pendidikan sejarah melakukukan penelitian sejarah dengan tujuan untuk :
  • Membuat orang menyadari apa yang terjadi pada masa lalu sehingga mereka mungkin mempelajari dari kegagalan dan keberhasilan masa lampau;
  • Mempelajari bagaiman sesuatu telah dilakukan pada masa lalu, untuk melihat jika mereka dapat mengaplikasikan maslahnya pada masa sekarang;
  • Membantu memprediksi sesuatu yang akan terjadi pada masa mendatang;
  • Membantu menguji hipotesis yang berkenaan dengan hubungan atau kecendrungan. Misalnya pada awal tahun 1990, mayoritas guru-guru wanita datang dari kelas menengah ke atas, tetapi guru laki-laki tidak;
  • Memahami praktik dan politik pendidikan sekarang secara lebih lengkap.
Dengan demikian, tujuan penelitian sejarah tidak ldapat dilepaskan dengan kepentingan masa kini dan masa mendatang.

Sumber-Sumber Data dalam Penelitian Historis

Oleh karena objek penelitian sejarah adalah peristiwa atau kehidupan masyarakat pada masa lampau maka yang menjadi sumber informasi harus mempunyai karakteristik yang berbeda dengan metode penelitian lainnya. Beberapa sumber tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.

Sumber-sumber primer, yaitu data yang diperoleh dari cerita para pelaku perisriwa itu sendiri, dan atau saksi mata yang mengalami atau mengetahui peristiwa tersebut. Contoh sumber-sumber primer lainnya yang sering menjadi perhatian perhatian para peneliti di lapangan atau situs di anataranya seperti, dokumen asli, relief dan benda-benda peninggalan masyarakat zaman lampu.

Sumber informasi sekunder, yaitu informasi yang diperoleh dari sumber lain yang mungkin tidak berhubungan langsung dengan peristiwa tersebut. Sumber sekunder ini dapat berupa para ahli yang mendalami atau mengetahui peristiwa yang dibahas dan dari buku atau catatan yang berkaitan dengan peristiwa, buku sejarah, artikel dalam ensiklopedia, dan review penelitian.Dari adanya sumber primer dan sekunder ini, sebaiknya peneliti apabila mungkin lebih memberikan bobot sumber-sumber data primer lebih dahulu, baru kemudian data sekunder, data tersier, dan seterusnya.

Langkah-Langkah Dalam Penelitian Historis
Menurut M. Subana dkk. 2005: 88, adapun kerangka penelitiannya yaitu:
  • Pendefinisian Masalah
  • Perumusan masalah
  • Pengumpulan data
  • Analisis data
  • Kesimpulan
Sebagai contoh :
Judul :
Penelurusan komunisme di Indonesia Tahun 1945 hingga tahun 1965.
Perumusan masalah :
Apakah komunisme yang ada di masyarakat Indonesia merupakan warisan penjajah atau kebudayaan asli ?
Pengumpulan data :
Analisis dokumen, wawancara, dari sumber primer dan sumber sekunder
Analisis data :
Cenderung melibatkan analisis yang logis, bukan analisis statistika, kalau pun perlu statistika hanya sebatas statistic deskriptif.
Kesimpulan :
Misalnya, tidak benar bahwa komunisme merupakan budaya warisan penjajah yang menular pada bangsa kita.

2.      Metode Penelitian Menurut Tingkat Eksplanasi
a.      Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini penelitian tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian. Dengan metode deskriptif, penelitian memungkinkan untuk melakukan hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas universal. Di samping itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadan dan kejadian sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.

Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan sobjek yang diteliti secara tepat. Dalam perkembangan akhir-akhir ini, metode penelitian deskriptif juga banyak di lakukan oleh para penelitian karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian di lakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia.

Disamping kedua alasan seperti tersebut di atas, penelitian deskriptif pada umumnya menarik para peneliti muda, karena bentuknya sangat sedarhana dengan mudah di pahami tanpa perlu memerlukan teknik statiska yang kompleks. Walaupun sebenarnya tidak demikian kenyataannya. Karena penelitian ini  sebenarnya juga dapat ditampilkan dalam bentuk yang lebih kompleks, misalnya dalam penelitian penggambaran secara faktual perkembangan sekolah, kelompok anak, maupun perkembangan individual. Penenelitian deskriptif juga dapat dikembangkan ke arah penenelitian naturalistic yang menggunakan kasus yang spesifik malalui deskriptif mendalam atau dengan penelitian setting alami fenomenologis dan dilaporkan secara thick description (deskripsi mendalam) atau  dalam penelitian ex-postfacto dengan hubungan antarvariabel yang lebih kompleks.
Penelitian deskriptif yang baik sebenarnya  memiliki proses dan sadar yang sama seperti penelitian kuantitatif lainnya. Disamping itu, penelitian ini juga memerlukan tindakan yang teliti pada setiap komponennya agar dapat menggambarkan subjek atau objek yang diteliti mendekati kebenaranya. Sebagai contoh, tujuan harus diuraikan secara jelas, permasalahan yang diteliti signifikan, variabel penelitian dapat diukur, teknik sampling harus ditentukan secara hati-hati, dan hubungan atau komparasi yang tepat perlu dilaukan untuk mendapatkan gambaran objek atau subjek yang diteliti secara lengkap dan benar.

Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi variabel dan tidak menetapkan peristiwa yang akan terjadi, dan biasanya menyangkut peristiwa-peristiwa yang saat sekarang terjadi. Dengan penelitian deskriptifi, peneliti memungkinkan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan hubungan variabel atau asosiasi, dan juga mencari hubungan komparasi antarvariabel.

Penelitian deskriptif mempunyai keunikan seperti berikut penelitian deskriptif menggunakan kuesioner dan wawancara, seringkali memperoleh responden yang sangat sedikit, akibatnya biasa dalam membuat kesimpulan. Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, kadangkala dalam pengumpulan data tidak memperoleh data yang memadai. Untuk itu diperlukan para observer yang terlatih dalam observasi, dan jika perlu membuat chek list lebih dahulu tentang objek yang perlu dilihat, sehingga peneliti memperoleh data yang diinginkan secara objektif dan reliable.

Penelitian deskriptif juga memerlukan permasalahan yang harus diidentifikasi dan dirumuskan secara jelas, agar di lapangan, peneliti tidak mengalami kesulitan dalam menjaring data yang diperlukan.

Langkah Dalam Melaksanakan Penelitian Deskriptiv

Penelitian dengan metode deskriptif mempunyai langkah penting seperti berikut:
  1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif.
  2. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
  3. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
  4. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.
  5. Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian.
  6. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen, mengumpulkan data, dan menganalisis data.
  7. Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistika yang relevan.
  8. Membuat laporan penelitian
Contoh Penelitian Deskriptif menggunakan: Studi Kelembagaan dan Sistem Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah. Studi banding tentang kelembagaan dan sistem pembiayaan usaha kecil menengah ini mempunyai 5 tujuan penting, yaitu :
a.       Mengidentifikasi faktor-faktor pembangunan usaha mikro kecil dan menengah melalui sistem kelembagaan.
b.      Memperoleh informasi tentang faktor-faktor pengembangan kelembagaan bagi koperasi usaha kecil dan menengah.
c.       Meningkatkan kerja sama lembaga pemerintah agar secara komperehensif mempunyai sistem pembiayaan yang relevan dengan kebutuhan para pengusaha.
d.      Merumuskan kebijakan, implementasi, dan sistem monitoring yang relevan dengan kelembagaan dan sistem pembiayaan  usaha kecil dan menengah.
e.       Memperoleh model best practice tentang kelembagaan dan sistem pembiayaan di Negara Filipina yang mungkin dapat diterapkan sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia.
Penelitian studi banding ini menggunakan metode dekriptif , tempat penelitian adalah lembaga tinggi depertemen perdagangan dan industri dan lembaga lain dan lembaga lain yang menangani pertumbuhan dan perkembangan usaha kecil dan menengah. Lembaga lembaga lain tersebut termasuk kantor Biro Pengembangan Usaha Kecil Menengah (BSMD), Kantor Technology Livelihood Resource Center (TLRC). COLOMBO PLAN STAFF CALLEGE (CPSC), dan Technology Universisty of Philippines (TUP). Subjek penelitiannya adalah nara sumber yang memiliki informasi yang diperlukan dan mereka yang berhasrat dan bersedia bekerja sama dalam memberikan informasi.

Studi banding ini  mempunyai hasil yang dapat dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu lembaga pengelolaan dan sistem pembiayaan usaha kecil dan menengah. Yang berkaitan dengan lembaga pengelola UKM diantaranya adalah termasuk: pengembangan usaha kecil dan menengah di pilipina dibawah Department Of Trade and Industry (DTI), dengan melibatkan beberapa biro yang ada ditingkat nasional dan regional yang termasuk pengusaha kecil dan menengah di pilipina, adalah para pengusaha atau entrepreneur ,baik indifidual maupun kelompok warga Negara Filipina yang memiliki ciri–ciri seperti berikut : pengusaha mikro mempunyai asset <P1,500,001; pengusaha kecil mempuyai asset P 1,500,001-P 15,000,000; dan pengusaha menengah mempuyai P15,000,001-P60,000,000

Ada enam lembaga tinggi Negara dan beberapa kantor yang relevan dengan macam-macam kegiatan bisnis sebagai sebagai tempat pendaftaran dan yang akan membantu perkembangan dan pertumbuhan usaha baru tersebut. Program pemerintah yang terkait dengan usaha kecil dan menengah di lakanakan oleh semua lembaga yang relevan termasuk kantor yang berada dibawah tanggung jawab departemen perdagangan dari industri, depertemen keuangan, anggaran dan manajemen. Pertanian, reformasi agraria, lingkungan dan sumber daya alam, tenaga kerja dan perburuhan, transportasi dan komunikasi, pekerjaan dan pubik jalan raya, pemerintah dan dan pariwisata, sains dan teknologi, ekonomi nasional dan otoritas pengembangan semua Bank sentral Filipina baik tingkat nasional, regional, dan provinsi. Pada masing-masing kantor lembaga mempunyai prosedur, wewenang,dan jumlah pembiayaan pendaftaran yang dicantumkan secara jelas. Wewenang, prosedur dan jumlah biaya yang jelas tersebut, pada prinsipnya adalah untuk mempermudah bagi para pengusaha, kita mereka melakukan pendaftaran usahanya ke kantor lembaga tersebut.

a.      Penelitian Komparativ
Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan. Variabelnya masih sama dengan penelitian varabel mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda. Rumusan masalah yang digunakan adalah rumusan masalah komparatif. Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda atau waktu yang berbeda. Pada kerangka teori penelitian komparatif menggunakan kerangka teoi yang besifat deduktif. Dimana, kerangka tersebut memberikan keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data yang akan diterangkan. Hipotesis pada penelitian komparatif menggunakan hipotesis komparatif. Hipotesis komparatif adalah merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif, pada rumusan ini variabelnya sama tapi populasi atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda. Maka cara yang digunakan dalam penelitian komparativ adalah:
·         Apabila datanya berbentuk nominal, maka digunakan teknik statistik: binomial dan chi kuadrat satu sampel
·         Apabila datanya berbentuk ordinal, maka digunakan teknik statistik : run test
·         Apabila datanya berbentuk interval atau ratio maka digunakan tes satu sampel.
b.      Metode Penelitian Asosiativ
Penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel atau lebih. Penelitian asosiatif merupakan penelitian dengan tingkatan tertinggi dibanding penelitian deskriptif dan komparatif. Dengan penelitian asosiatif dapat dibangun suatu teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala/fenomena.
Ada 3 jenis hubungan antar variabel :
a.       Simetris (karena munculnya bersama-sama)
b.        Kausal / sebab akibat
c.       Interaktif / Resiprokal (timbal balik)
3.       Metode Penelitian Menurut Pengukuran dan Analisis Datanya
a.      Penelitian Kualitativ
Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.

Beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:

1. Wawancara
Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in–depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.
2. Observasi
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.
3. Dokumen
Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Secara detail bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah atau swasta, data di server dan flashdisk, data tersimpan di website, dan lain-lain.
4. Focus Group Discussion (FGD)
Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari suatu kalompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap fokus masalah yang sedang diteliti.
Keabsahan Data
Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang credible akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa cara menentukan keabsahan data, yaitu:
1.  Kredibilitas
Apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya. Beberapa kriteria dalam menilai adalah lama penelitian, observasi yang detail, triangulasi, per debriefing, analisis kasus negatif, membandingkan dengan hasil penelitian lain, dan member check.
Cara memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian, yaitu:
a. Memperpanjang masa pengamatan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat menguji informasi dari responden, dan untuk membangun kepercayaan para responden terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.
b. Pengamatan yang terus menerus, untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang diteliti, serta memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
c. Triangulasi, pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
d. Peer debriefing (membicarakannya dengan orang lain) yaitu mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat.
e. Mengadakan member check yaitu dengan menguji kemungkinan dugaan-dugaan yang berbeda dan mengembangkan pengujian-pengujian untuk mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya pada data, serta denganmengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang data.
2. Transferabilitas yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang lain.
3. Dependability yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan.
4. Konfirmabilitas yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif.
b.      Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.
Penelitian kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial, dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.
pengukuran data pada kuantitatif  melalui   statistik objektifi yaitu perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka. Sebagai contoh: 240 orang, 79% dari populasi sampel, mengatakan bahwa mereka lebih percaya pada diri mereka pribadi masa depan mereka dari setahun yang lalu hingga hari ini. Menurut ketentuan ukuran sampel statistik yang berlaku, maka 79% dari penemuan dapat diproyeksikan ke seluruh populasi dari sampel yang telah dipilih. pengambilan data ini adalah disebut sebagai survei kuantitatif atau penelitian kuantitatif.
Ukuran sampel untuk survei oleh statistik dihitung dengan menggunakan rumusan untuk menentukan seberapa besar ukuran sampel yang diperlukan dari suatu populasi untuk mencapai hasil dengan tingkat akurasi yang dapat diterima. pada umumnya, para peneliti mencari ukuran sampel yang akan menghasilkan temuan dengan minimal 95% tingkat keyakinan (yang berarti bahwa jika Anda survei diulang 100 kali, 95 kali dari seratus, Anda akan mendapatkan respon yang sama) dan plus / minus 5 persentase poin margin dari kesalahan. Banyak survei sampel dirancang untuk menghasilkan margin yang lebih kecil dari kesalahan.
Beberapa survei dengan melalui pertanyaan tertulis dan tes, kriteria yang sesuai untuk memilih metode dan teknologi untuk mengumpulkan informasi dari berbagai macam responden survei, survei dan administrasi statistik analisis dan pelaporan semua layanan yang diberikan oleh pengantar komunikasi.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar